Hormat untuk Laskar Isoman


Not all superheroes wear capes atau dalam Bahasa Indonesia menjadi: “Tidak semua pahlawan mengenakan jubah”. Sebuah quote yang ingin diangkat untuk memberikan gambaran tentang siapa dan bagaimana laskar isoman. Laskar yang  bergerak karena dorongan hati, membantu dan melayani sesama yang sedang isoman.

Isoman atau isolasi mandiri adalah masa istirahat yang harus diambil oleh seseorang yang dinyatakan positif terjangkit virus Covid-19. Kegiatan itu bertujuan untuk membatasi pergerakan, dan membatasi penyebaran virus  yang sudah kian berkembang pesat dewasa ini di masa pandemi.

Di suatu wilayah, pasti ada relawan dengan tulus melakukan banyak hal untuk mereka yang sedang menjalani isoman. Hal tersebut bisa berupa penggalangan dana, membantu membelikan, atau bahkan memberikan bahan makanan untuk mereka yang memang tidak bisa keluar rumah, dan juga mengantarkan makanan untuk  asupan nutrisi sehari-hari. Itu semua dilakukan agar mereka yang sedang isoman tidak sampai kekurangan.

Bantuan dan dukungan seperti ini tentu saja tidak hanya dirasakan oleh perut yang terjamin kenyang, namun juga sampai di hati yang senang. Seorang bijak berkata, apapun yang dilakukan dengan hati, pasti akan sampai juga ke hati. Masakan yang diolah dengan tangan-tangan yang hangat, disertai dengan doa: “Semoga yang mengonsumsi ini, cepat diberikan kesembuhan”, saat dihantarkan kepada pelaku isoman. Atau inisiatif menawarkan untuk membelikan bahan-bahan makanan, supaya pelaku isoman tersebut bisa memasak sendiri, masakan yang tentu saja bisa menghantarkannya menuju kesembuhan, untuk berangsur pulih dari penyakit ini.

Namun kalau ditanya, siapa saja orang-orang baik tersebut? Bapak dan ibu laskar isoman yang kembali tergerak di masa penyebaran virus Covid 19 varian Omicron dan tentu saja mereka tidak akan bersedia mengakui karya-karyanya. Mereka lebih nyaman untuk bergerak di balik layar, namun  hasil kerjanya sangat terasa.

Karena itu, laskar isoman ini bisa dikatakan adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Seperti yang dituliskan di awal, not all superheros wear capes. Heroisme ini mengingatkan ke salah satu adegan film aksi Hollywood, tentang seorang pahlawan yang sudah berjuang sekuat tenaga melawan-mengalahkan penjahat, namun tidak seorang pun warga yang mengetahui perjuangannya. Karena memang mungkin sudah semestinya demikian. Berjuang dalam sunyi, tanpa pamrih.

Hormat dari kami, warga yang sudah pernah merasakan sentuhan hangat tangan laskar isoman, saat kami harus menyendiri, menghilangkan penyakit yang ada di badan kami. Akhir kata, terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk bapak dan ibu, laskar isoman kita, yang sudah dengan tulus bekerja di ladang Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.


Harwindra Yoga
Lingkungan St. Gregorius I