Pertemuan BKSN ke-04 Lingkungan Sta Bernadeth 4


Pada hari Minggu, 25 September 2022 pukul 19.30 WIB, Lingkungan Bernadeth 4 telah melaksanakan pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional ke 4 di kediaman Ibu Susana Eni Astuti yang dihadiri oleh 26 orang warga lingkungan yang dipandu oleh Ibu Elisabeth Irvianty Muliadinata dan Bp Alexander Tony Cahyawanto yang didampingi oleh Bp Gregorius Pius Harald Robby Basuki dan Bp Yohanes Haryoto.
Pertemuan tersebut dibuka oleh Ketua Lingkungan, Bp Antonius Vici Gayatri Hanggoro dilanjutkan dengan lagu pembukaan “Tuhan Adalah Gembalaku” tanda salib dan doa pembukaan.

Pendahuluan
Setiap bulan September, Gereja Katolik di Indonesia merayakan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Dengan adanya bulan Kitab Suci, umat diharapkan lebih mencintai kitab suci dengan membaca dan merenungkannya, dapat lebih akrab dan meletakkan kitab suci secara istimewa melalui berbagai kegiatan yang mendukung untuk lebih mengenal Kitab Suci, sehingga semakin bertumbuh dan lebih kuat di dalam iman dan sekaligus mengenal Yesus Kristus.

Bertepatan dengan BKSN, saya kutip kata-kata Santo Hieronimus: ”Barangsiapa tidak mengenal Kitab Suci, dia tidak mengenal Kristus.”  
Dalam konteks ini, Sabda Tuhan dapat dikatakan sebagai Pedoman Arah. Kitab Suci mengarahkan kita, menerangi kaki kita, menuntun langkah kita untuk semakin lebih dekat mengenal Yesus. 
Maka dari itu, Bulan Kitab Suci Nasional kita patut maknai sebagai moment yang berahmat untuk kita mengenal Kitab Suci.

“Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menyadari bahwa kitab nabi-nabi di Perjanjian Lama masih asing untuk umat Katolik. Sesuai hasil Pertemuan Nasional LBI 2021, salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah dalam empat tahun ke depan, materi BKSN akan diangkat dari kitab-kitab 12 Nabi Kecil (Hosea, Yoël, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi). Tahun ini dimulai dengan kedua nabi yakni Amos dan Hosea. LBI menyadari pula bahwa kekhawatiran warga Katolik masih berjalan, seperti kekhawatiran akan pandemi, perang Rusia-Ukraina dsb. Di sisi lain, Alkitab juga masih menjadi teman asing bagi umat katolik. Gereja berharap dengan adanya BKSN dapat membuat umat katolik bisa berkomitmen untuk mengenal Kitab Suci lebih dalam.
Tahun ini, Gereja Katolik Indonesia memilih Tema umum: ”Allah Sumber Harapan Hidup Baru.” Tema umum di atas dijabarkan dalam 4 subtema mingguan dengan pilihan teks yang sesuai, dua dari Amos dan dua dari Hosea. Amos mengkritisi situasi sosial masyarakat yang bobrok, sedangkan Hosea mengkritisi kehidupan religius yang palsu.
Keempat subtema itu direnungkan dalam proses katekese selama empat minggu yaitu :
1. Subtema pertemuan pertama adalah Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu (Am 5:4-6), pertemuan ini berisi ajakan untuk melakukan pertobatan melalui kesungguhan dalam mencari kehendak Allah. Beribadah bukan dimaknai hanya sebagai kunjungan ke gereja, tetapi apakah hati kita benar-benar mencari Tuhan, sumber kehidupan. 
2. Subtema pertemuan kedua adalah Allah Sumber Harapan untuk Melawan Ketidakadilan (Am 5:14-17), di sekitar kita pastinya banyak ketidakadilan dari sistem, pemerintahan, maupun penguasa. Kita sebagai anak Allah diajak untuk berani memilih keadilan dan bertindak seturut firman Allah untuk melawan ketidakadilan tersebut.
3. Pertemuan ketiga dengan subtema Allah Sumber Harapan karena Kasih SetiaNya (Hos 6:1-8), dimana kita diajak untuk lebih mendalami iman bahwa Allah penuh kasih setia. Dari kasih-Nya itulah kita dapat belajar untuk meningkatkan solidaritas, saling peduli dan mengasihi satu sama lain.
4. Pertemuan keempat dengan subtema Allah Sumber Harapan karena KerahimanNya (Hos 11:1-11), banyak hal yang terjadi dalam hidup yang membuat kita jauh dari Allah, namun Allah tidak pernah meninggakan umat-Nya. Ia yang seperti terdiam dan jauh sesungguhnya sedang menarik kita dalam kerahiman-Nya menuju kebebasan sejati dan kembali masuk dalam perlindungan-Nya.

Dengan mengacu pada subtema-subtema di atas, kita berkelana selama empat minggu, untuk menjumpai Tuhan yang selalu datang menyapa kita seturut keadaan kita. Dalam masa kembara itu, kita akan menjumpai ke-kini-an kita yang mungkin terkadang seperti orang Israel yang membangun hidup keagamaan pribadi atau kolektif begitu palsu. Berkaca pada Sang Sabda itu, kita pada waktu tertentu, akan menemui diri sebagai orang yang berlaku tidak adil dalam kehidupan berkeluarga ataupun dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Dalam perjalanan kita untuk mencari dan mengenal Allah, kita akhirnya menjumpai Allah sebagai Allah yang sungguh amat baik, Allah yang senantiasa mengasihi kita satu demi satu. Karena kepada-Nya kita menaruh harapan akan hidup yang lebih baik. Pada akhirnya, dalam ziarah itu, kita menjumpai Allah sebagai Sumber Harapan, karena kerahiman-Nya.


Pembacaan dan Penafsiran Kitab Suci Hosea 11 :1-11 
Hosea 11:1-11 berbicara tentang kemurahan Tuhan yang memanggil orang Israel untuk menjadi anak-Nya. 
Pemilihan ini sayangnya tidak serta-merta membuat orang Israel berbangga dan menunjukkan kesetiaan mereka. 
Meskipun Tuhan melakukan yang terbaik dan memelihara mereka, mereka tetap berpaling kepada dewa-dewi lain.
Perikop ini disusun dengan cukup rapi, teks dibagi dalam 4 bagian yaitu : 
1. Hos. 11: 1 – 4. 
2. Hos. 11: 5 – 7. 
3. Hos. 11: 8 – 9. 
4. Hos. 11: 10 – 11. 

1. Bagian pertama ayat 1 - 4 yang berbicara tentang kenangan awal dipanggilnya orang Israel dari Mesir menjadi anak Allah. Bagian ini mengungkapkan apa yang dilakukan Tuhan untuk menjamin kelangsungan hidup anak-anak-Nya tersebut. 
2. Bagian kedua ayat 5 - 7 menyebutkan tentang dosa orang Israel yang membelakangi dan meninggalkan Tuhan. 
Bagian ini merupakan pengembangan dari dosa orang Israel yang disebutkan di ayat 2. 
Jika di ayat 2 hanya disebutkan tentang Baal sebagai sembahan baru orang Israel, dalam bagian ini disebutkan tempat yaitu Mesir dan Asyur, yang memberikan pelajaran kepada mereka.
Mesir merupakan tempat mereka ditindas, sedangkan Asyur diproyeksikan akan membuat mereka tertindas lagi.
3. Bagian ketiga yaitu ayat 8 - 9 berbicara tentang status dan identitas Tuhan. 
Ia tetap setia dan penuh belas kasihan kepada orang Israel, meskipun dikhianati dan ditinggalkan. 
Ia tidak membinasakan orang Is-rael karena Ia adalah Tuhan, Allah yang hidup. Ia mencintai kehidupan dan bukan kematian umat-Nya. 
4. Bagian keempat yaitu ayat 10 - 11 berbicara tentang cara Tuhan menyadarkan orang Israel untuk kembali kepada-Nya. 
Ia akan mengaum seperti singa untuk memberikan peringatan kepada orang Israel agar mendengarkan-Nya lagi. 

Keseluruhan perikop ini menunjukkan kemurahan dan kesabaran Tuhan dalam menghadapi umat-Nya, merupakan ajakan bagi setiap orang Israel untuk bertobat. 
Pertobatan akan menyelamatkan mereka dari penindasan baru oleh tuan yang tidak membawa kehidupan. 
Jika kembali kepada Tuhan, mereka akan masuk kembali ke rumah mereka dan akan menikmati keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. 

Sharing
Ada beberapa warga lingkungan yang menyampaikan pengalamannya saat pandemic virus corona 19 yang menguatkan imannya karena Tuhan dengan berbagai cara menolongnya.
Setelah itu doa umat, doa penutup, berkat & pengutusan dan menyanyikan lagu “Ku Tahu Tuhan Pasti Buka Jalan” kemudian foto bersama dan makan malam, acara selesai sekitar pukul 22:30 wib.